LSM Anugerah in the news_Warta NTT_12 May 2017



PEDULI REMAJA PUTUS SEKOLAH DI SIKKA, PLAN INTERNATIONAL INDONESIA PA FLORES DAN LSM ANUGRAH JALIN KERJASAMA

BerandaSikka

PEDULI REMAJA PUTUS SEKOLAH DI SIKKA, PLAN INTERNATIONAL INDONESIA PA FLORES DAN LSM ANUGRAH JALIN KERJASAMA

 BAGIKAN:





Sikka - Bertempat di aula Rujab Bupati Sikka, Jln El Tari-Kota Uneng, Rabu (10/5/2017) berlangsung Launching Project  BLOOM (Better Life Options and Opportunities Model) atau “Pilihan Hidup dan Kesempatan yang Lebih Baik”, bagi anak-anak muda khususnya usia 13 s/d 19 Tahun agar dapat membangun visi dan mewujudkan masa depan yang produktif melalui pendidikan gender, lifeskill serta membangun keterampilan praktis dalam penyiapan tenaga kerja dengan fokus utama pada anak putus sekolah.

Project BLOOM dilaksanakan di 3 Kabupaten yakni Kab Nagekeo, Sikka dan Lembata.
Untuk  Kabupaten Sikka, Project kerjasama Plan International dengan LSM Anugrah ini akan difokuskan di wilayah Kecamatan Magepanda meliputi 5 Desa yakni Desa Magepanda, Reroroja, Done, Kolisia dan Kolisia B.

Sasaran Project BLOOM di Kab Sikka, Nagekeo dan Lembata ini antara lain 1800 orang muda usia 13 s/d 19 tahun terdaftar dalam program ini dengan rincian 70% perempuan dan 30% laki-laki; mayoritas anak putus sekolah; terbentuknya 30 pusat belajar dan informasi yang inklusi; minimal terbentuk 6 komite pendukung proyek dari masyarakat; adanya replikasi dan alokasi dana yang cukup.

Sedagkan jenis kegiatan yang akan dilaksanakan antara lain master training; sosialisasi program di desa dampingan; pemilihan komite pendukung proyek (PSC) dari masyarakat serta fasilitator; kunjungan belajar; training fasilitator; pertemuan reguler dengan pemerintah; workshop untuk advokasi; peningkatan kapasitas komite pendukung proyek (PSC); pertemuan rutin PSC dengan orang tua; diskusi regular “memilih masa depan’ (CAF); camp intensif “siap untuk bekerja” (RFW); serta wisuda.

Project Manager BLOOM.,Marzalena Zaini dalam pemaparan Project BLOOM mengatakan bahwa fokus project ini yakni :
- membangun karakter dan keterampilan pra-kerja bagi remaja (terutama perempuan) yang tidak diajarkan di sistem sekolah formal;
- membangun keterampilan kecakapan hidup dan pemberdayaan yang dibutuhkan oleh remaja perempuan dan laki-laki baik yang masih bersekolah maupun yang putus sekolah;  serta
- membuat rencana hidup yang lebih kreatif dan positif untuk masa depan mereka.

Menanggapi Launching Project BLOOM di Kab Sikka, Sekretaris Daerah Sikka.,dr. Valens Sili Tupen,MKM., yang hadir mewakili Bupati Sikka kepada WartaNTT mengatakan “Ini merupakan intervensi program kerja yang sangat bagus dari Plan International dan mitranya dalam melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan pendidikan dan kesehatan reproduksi remaja serta pendampingan terhadap anak putus sekolah”.
Terkait kesehatan reproduksi menurutnya perlu pemberian pemahaman yang benar bagi generasi muda sehingga tidak berdampak buruk yang besar akibat pengetahuan yang setengah-setengah terutama terkait masa berfungsinya organ reproduksi dan kapan bisa difungsikan. Hal ini disampaikan mengingat tingginya angka kehamilan usia ibu dibawah 20 Tahun di Kab Sikka.

dr. Valens melanjutkan “Kehadiran Organisasi Perangkat Daerah terkait saat ini sebagai bentuk lain dari dukungan pemerintah untuk memfasilitasi dan menyiapkan masyarakatnya agar turut terlibat dalam kegiatan ini.
“Jika kegiatan ini berkembang dengan baik kedepannya tentunya pemerintah akan mendukung baik dari segi fasilitas lainnya maupun anggaran” ujarnya.

Sementara itu Manager Plan Internasional Indonesia PA Flores.,Eka Hadiyanto kepada WartaNTT mengatakan maksud pelaksanaan kegiatan ini memberikan kesempatan kepada anak muda Kab Sikka belajar tentang kesehatan reproduksi sebagai upaya agar anak muda tidak menikah di usia muda; belajar kecakapan hidup (life skill) dan kesempatan untuk bekerja mengingat banyak anak muda Sikka yang memilih untuk bekerja diluar dengan meninggalkan wilayah Flores padahal potensi SDA yang siap untuk dikelola banyak  terdapat di Flores dan Kab Sikka pada khususnya.

Eka Hadiyanto juga mengatakan “Sampai saat ini, Plan International bertindak sebagai katalisator, namun pemangku kewajiban pembangunan utama adalah pemerintah daerah sehingga diharapkan komitmen pemerintah baik dari tingkat Kabupaten sampai tingkat Desa dan masyarakatnya. Diperlukan dukungan regulasi pemerintah dan diharapkan integrasi program dari OPD terkait baik dari segi pendidikan kesehatan reproduksi maupun kesempatan kerja bagi generasi muda untuk mengoptimalkan pengelolaan potensi alam yang sudah tersedia”. (Kris)

Sumber: http://www.wartantt.com/2017/05/peduli-remaja-putus-sekolah-di-sikka.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BLOOM Project Launching in Nagekeo, Sikka, and Lembata

LSM Anugerah in the News_Website Resmi Pemerintah Kabupaten Sikka_23 Juni 2017

LSM Anugerah Team for BLOOM Project Indonesia